Selasa, 27 April 2010

hanyut

malam sepi, alunan sunyi laruti kejauhan
menyeretnya hingga pelupuk
geming badan jajaki larut tak jua henti
pikirku lolongkan pedih
mintanya henti sejenak
tolong katanya pada badan

dimana sinar sayu selimuti sekujur
tubuhku tak lagi manjakan pandang
dari ujung hingga penjuru dilimuti debu
apakah ini tanda dari atas
tuk sejenak hening tak berbekas

aku luruh ditelan dinginnya petang
tak tahu kemana kaki membawa
tak tahu kemana tungkai berkata
dan membawanya
pergi, sepi, hanyut

lirih kutanya padanya
apa hendak kautuju
apakah timurmu memburu
sebegitunyakah pagimu takutkan barat
hingga kau enggan ikutnya

sampai mentari saja kan kubawa kau katanya
kelak pagi datang kulelapkan dirimu dan sekujur
di kehijauan
dengan begitu kicau gereja membawamu kelelap yang hangat
dan gemuruh manusia pagi senyapkanmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar