life is "peregrinus" a pilgrimage we define ourself as "asti nasti" between existence and non-existence so keep going, don't look back
Selasa, 27 April 2010
pameran unity of art
pameran salim siapa salim
kanvas dan lilin untuk salim
karya untuk salim ini terbagi dua yaitu bidang dwimatra dan trimatra
dalam bidang dua dimensinya saya merasa tidak cukup menggambarkan salim sebagai seseorang dari gambar saja, tapi terlebih penting adalah semangat, keinginan cita-cita dan kekuatannya,
lilin
untuk saya lilin sangat baik dalam bertutur tentang waktu, tentang kala, tentang masa
sisa lilin yang terbakar dapat dengan baik menangkap waktu yang dilewatkan untuk menyalakannya. dan dalam proses berlalunya waktu itupun menjadikan kita manusia manusia jaman ini, jaman dimana jiwa, semangat, kekuatan, keinginan, dan cita-cita salim menjadi barang antik, barang yang sulit ditemui, dapat belajar dan menghirup habis apinya.
sisa lilin yang terbakar dapat dengan baik menangkap waktu yang dilewatkan untuk menyalakannya. dan dalam proses berlalunya waktu itupun menjadikan kita manusia manusia jaman ini, jaman dimana jiwa, semangat, kekuatan, keinginan, dan cita-cita salim menjadi barang antik, barang yang sulit ditemui, dapat belajar dan menghirup habis apinya.
mendengarkan dengan menghirup
meskipun mendengarkan dan bukan mendengar namun melalui proses menghirup
seperti proses merokok di jaman ini kita mencoba melakukan hal tersebut dengan menikmati
meskipun itu semua adalah hal yang serius tapi jangan dibawa terlalu serius
nikmatilah maka kau akan mendapatkan manfaatnya dengan cara yang menyenangkan
meskipun itu membuat mukamu merah padam dan merasa malu tapi bersenang-senanglah
hearring the unspoken
lelap
26022010
dan pada malam cantik itu kuberi seluruh
tak kurang sehela nafas dari badan
hingga kejamnya terik matahari kejutkanku
dan lelapkan ke sudut mimpi
dan pada malam cantik itu kuberi seluruh
tak kurang sehela nafas dari badan
hingga kejamnya terik matahari kejutkanku
dan lelapkan ke sudut mimpi
hanyut
malam sepi, alunan sunyi laruti kejauhan
menyeretnya hingga pelupuk
geming badan jajaki larut tak jua henti
pikirku lolongkan pedih
mintanya henti sejenak
tolong katanya pada badan
dimana sinar sayu selimuti sekujur
tubuhku tak lagi manjakan pandang
dari ujung hingga penjuru dilimuti debu
apakah ini tanda dari atas
tuk sejenak hening tak berbekas
aku luruh ditelan dinginnya petang
tak tahu kemana kaki membawa
tak tahu kemana tungkai berkata
dan membawanya
pergi, sepi, hanyut
lirih kutanya padanya
apa hendak kautuju
apakah timurmu memburu
sebegitunyakah pagimu takutkan barat
hingga kau enggan ikutnya
sampai mentari saja kan kubawa kau katanya
kelak pagi datang kulelapkan dirimu dan sekujur
di kehijauan
dengan begitu kicau gereja membawamu kelelap yang hangat
dan gemuruh manusia pagi senyapkanmu
menyeretnya hingga pelupuk
geming badan jajaki larut tak jua henti
pikirku lolongkan pedih
mintanya henti sejenak
tolong katanya pada badan
dimana sinar sayu selimuti sekujur
tubuhku tak lagi manjakan pandang
dari ujung hingga penjuru dilimuti debu
apakah ini tanda dari atas
tuk sejenak hening tak berbekas
aku luruh ditelan dinginnya petang
tak tahu kemana kaki membawa
tak tahu kemana tungkai berkata
dan membawanya
pergi, sepi, hanyut
lirih kutanya padanya
apa hendak kautuju
apakah timurmu memburu
sebegitunyakah pagimu takutkan barat
hingga kau enggan ikutnya
sampai mentari saja kan kubawa kau katanya
kelak pagi datang kulelapkan dirimu dan sekujur
di kehijauan
dengan begitu kicau gereja membawamu kelelap yang hangat
dan gemuruh manusia pagi senyapkanmu
Langganan:
Postingan (Atom)